Detail Artikel
Pentingnya Spesialisasi bagi Bangsa, Perusahaan dan Individu
Ditulis Oleh : Admin Nalanda (Nandes)
I. Latar belakang
1.1 Kisah Silicon Valley di California, AS
- Universitas Stanford membantu melahirkan Hewlett-Packard (HP) dll
- Universitas Stanford, California, mengabdikan diri untuk membangun daerah yang sekarang disebut sebagai Silicon Valley, antara lain, dengan mendirikan Stanford Industrial Park (kemudian diganti menjadi Stanford Research Park) dengan cara menyewakan sebagian lahan kampusnya.
Silicon Valley sekarang adalah sinonim untuk pusat teknologi tinggi kaliber dunia (en.wikipedia.or)
1.2 Perlu adanya seorang tokoh perintis
Pada tahun-tahun 1940-1950-an, Frederick Terman, dekan Fakultas Teknik Universitas Stanford dan juga wakil rector Universitas Stanford, mendorong para alumni dan dosen mendirikan usaha-usaha rintisan. Dia berperan besar dalam pendirian HP, Varian Associates, dan banyak sekali perusahaan teknologi tinggi lainnya.
Saat ini Silicon Valley adalah markas besar 39 buah perusahaan terbesar di dunia yang masuk Fortune 1000. Kita tahu bahwa Facebook (di Menlo Park), Apple (Cupertino) dll. juga bermarkas di California.
Dalam buku Steve Jobs: Life by Design, tertulis bahwa Steve Jobs sering mengunjungi kampus Universitas Stanford dan berkenalan dengan HP.
1.2 Kisah Shenzhen, China
1.2.1 Dimulai dari nol
Sebelum ditetapkan sebagai perintis Kawasan Ekonomi Khusus di China pada 1980 atas perintah Deng Xiaoping, Shenzhen adalah kampung nelayan, dengan penduduk sekitar 30.000 orang saja.
Sekarang kota itu berpenduduk sekitar 12 juta orang dan merupakan pusat industri teknologi tinggi di China: elektronik, Internet, teknologi keuangan (fintech) dll. Raksasa Internet Tencent dan raksasa teknologi informasi dan komunikasi (ICT) Huawei dan ZTE bermarkas di sana.
Huawei punya kampus seluas sekitar 220 hektar di mana sekitar 60.000 orang pegawainya makan, kerja dan tidur. Huawei memiliki sekitar 180.000 pegawai di dunia dan 100.000 di antaranya bekerja di China. Pada awal September 2016, Presiden Jokowi tercatat mengunjungi pusat penelitian dan pengembangan Huawei.
Menurut catatan saya, saat ini di Shenzhen ada sekitar 30.000 buah perusahaan ICT di sana!!!
Shenzhen mempunyai banyak kekebasan dalam menentukan peraturan, misalnya pajak, perijinan usaha dan kerja untuk PMA dll.
1.2.2 Perluasan KEK Shenzhen
Ketika didirikan pada tahun 1980, luasnya adalah sekitar 49.000 hektar saja. Sekarang luasnya sekitar 200.000 hektar!!!
1.2.3 Dekat dengan Hong Kong
Shenzhen bertetangga dengan Hong Kong sehingga mudah mendapatkan investor pemula dan HK juga pintu gerbang untuk ekspor pertama.
1.2.4 GDP Shenzhen
Sekitar USD 350 miliar, atau lebih dari 1/3 Indonesia yang sekitar USD 1.000 per akhir 2017.
1.3 Keuntungan-Keuntungan Spesialisasi dalam skala besar
Akan terbentuknya ekosistem yang lengkap untuk hadirnya industri-industri yang berskala besar dan sangat produktif sehingga mampu bersaing di dunia
Kreativitas bangsa Indonesia akan sangat menonjol
II. Spesialisasi bagi Bangsa, Perusahaan dan Individu Indonesia
2.1 Indonesia sebaiknya memilih spesialisasi industri, misalnya industri yang berbahan logam, seperti Jerman (metalurgi, mesin industri, mobil), peralatan presisi misalnya Swiss (jam tangan), barang konsumsi mewah dan pesawat terbang misalnya Perancis (baju, anggur, Airbus), peralatan dan sistem komunikasi dan informasi (ICT) misalnya China (Huawei, ZTE, Oppo, Vivo).
2.2 Setiap kota, kabupaten dan provinsi bisa memilih spesialisasi masing-masing
2.3 Keunggulan-keunggulannya:
2.3.1 Akan terbentuk ekosistem industry
Misalnya logam, yang lengkap di banyak daerah tertentu di Indonesia, dengan produk-produk khusus masing-masing, dan puluhan juta orang akan memiliki peluang usaha, kerja, belajar dll:
2.3.1.1 Akan terbentuk industry hulu sampai hilir segala bahan logam; fasilitas untuk manufaktur produk-produk tingkat tersier, riset dan pengembangan, SMK dan perguruan tinggi khusus dll; lembaga-lembaga keuangan khusus industri logam dan pendukungnya; infrastruktur umum yang lengkap: pelabuhan khusus logam dan pendukungnya; kapal angkut khusus logam dll dengan harga dan biaya yang sangat kompetitif (mungkin lebih rendah sd 50% dibandingkan bangsa lain yang bukan spesialis);
2.3.1.2 Akan terbentuk cluster industri logam yang luas sekali dan lengkap: misalnya pabrik mobil dan sepeda motor yang berskala besar sekali, dari hulu ke hilir, segala macam komponen) dan sangat produktif untuk pasar dalam dan luar negeri yang sangat kompetitif dan bermutu tinggi sekali karena dibuat oleh para spesialisnya; pabrik peralatan rumah tangga yang bernilai tambah tinggi: kulkas cerdas, rice cooker cerdas dll
2.3.1.3 Semua bahan logam (besi, baja, alumunium dll) akan tersedia secara melimpah dan murah karena dibeli dalam jumlah besar sekali, termasuk kalau harus impor;
2.3.1.4 Ilmu bahan (materials science), ilmu kimia, fisika dll akan maju sekali;
2.3.1.5 Ilmu olah logam (metalurgi) akan sangat maju
2.3.1.6 Akan terbentuk juga indusri pembuatan mesin-mesin dari bahan logam untuk produksi barang dari logam (misalnya mesin bubut, mesin potong baja), kertas (misalnya mesin potong kertas, mesin cetak), plastic (misalnya mesin cetak injection dan moulding), kaca, karet dll;
2.3.1.7 Akan memperkuat serta melengkapi industri-industri yang sudah ada dan sekaligus memperbesar pasar produk-produk mereka, misalnya:
Perkapalan;
Transportasi: darat, udara dan laut;
Petrokimia;
Plastic;
Kimia;
Karet;
Elektronik;
Mobil dan sepeda motor;
Peralatan rumah tangga;
Peralatan informasi dan komunikasi;
Dll.
2.3.1.8 Akan terbentuk industri-industri lain maupun pendukung yang memakai bahan lain, misalnya plastic, karet dll
Catatan: hampir setiap produk konsumsi maupun industri tidak terbuat dari satu macam bahan saja. Misalnya, pembuatan handphone memerlukan bahan logam dan mineral (tembaga, timah dll), plastic, karet, karton (sebagai kemasan) dll; kulkas memerlukan alumunium, besi, karet, plastic. cat dll.; mesin pengisian botol minuman memerlukan besi, baja, alumunium, karet, cat dll.
2.3.1.9 Akan terbentuknya kota-kota industri baru.
Lihat KEK Shenzhen di atas.
2.3.1.10 Produktivitas tenaga kerja di bidang-bidang tertentu akan sangat tinggi sehingga secara total bisa 50% di atas yang negeri lain yang bukan spesialisnya dan harga produk atau jasanya pun akan bisa 20-30% di bawah harga jual para pesaing yang spesialisasinya tidak tinggi;
2.3.1.11 Sangat mungkin berproduksi tanpa limbah sama sekali (zero waste);
2.3.1.12 Akan timbul persaingan mutu dan harga produk maupun jasa yang sehat serta cerdas;
2.3.1.13 Puluhan ribu jenis produk akan bisa dibuat dengan harga yang sangat kompetitif;
2.3.1.14 Akan muncul jutaan UKM baru yang mengkaryakan 5-1.000 pegawai teknis yang mumpuni; sebagai contoh, di China sudah ada sekitar 30 juta buah UKM dan setiap hari ada sekitar 12.000 UKM baru yang didirikan sehingga diperkirakan akan mencapai 43 juta buah UKM per akhir 2020 (www.statista.com);
2.3.1.15 Aktifnya program link and match antara sector pendidikan dan industri
2.3.1.16 Perguruan-perguruan tinggi dan SMK yang sudah ada akan semakin maju dan banyak yang baru pun akan dibangun sesuai dengan kebutuhan, terutama dalam bidang sains, teknologi, rekayasa dll,
Dll.
2.4 Sudah ada modal dasar yang lebih dari cukup di Indonesia
2.4.1 Jika ingin mengikuti Silicon Valley:
2.4.1.1 Kota Bandung dan sekitarnya , Jawa Barat, sudah punya banyak sekali modal dasar. Ada ITB, PT Dirgantara Indonesia dll.
2.4.1.2 Kota Surabaya, Jawa Timur, punya ITS dan industri perkapalan serta dekat dengan Sidoarjo yang terkenal dengan industri komponen otomotifnya.
2.4.1.3 Cikarang, Bekasi, punya banyak sekali kawasan industry, misalnya Jababeka yang juga dilengkapi President University dengan jumlah mahasiswa sekitar 6.000 orang, termasuk ratusan orang mahasiswa asing.
Di sekitarnya ada pabrik mobil Toyota dll.
2.4.1.4 Cara lain: Kota Medan, Sumatera Utara. dan sekitarnya
2.4.1.5 Sumatera Utara terkenal sebagai penghasil besar CPO dan karet.
2.4.1.6 Makassar, Banjarmasin, Samarinda, Semarang, Yogyakarta dll bisa menjadi spesialis sesuai dengan karakter dan sumber daya setempat
2.4.1.6 Perlunya kota-kota tersebut dan daerah-daerah sekitarnya menjadi KEK dengan luas minimum 100.000 hektar sehingga akan mencapai skala ekonomi, critical mass dan ecosystem yang lengkap.
2.5 Industri wisata
Sudah ada Bali, Bandung, Tanjung Lesung, Banyumas, Lombok, Danau Toba, Raja Ampat dll. Pemerintah berniat menciptakan 10 "Bali" lagi. Tinggal poles dan kembangkan lebih lanjut saja.
Puluhan juta orang hidup dalam industri wisata dan lebih dari USD 15 miliar masuk lewat turis asing setiap tahun. Pada akhir 2019, angka itu bisa mencapai USD 20 miliar (sekitar IDR 270 triliun), belum mencakup wisatawan nusantara yang jumlahnya bisa mencapai 10 kali lipat, di luar puluhan miliar USD investasi-investasi yang terkait: transportasi, hotel, restoran, tempat rekreasi dll.
Kita punya garis pantai yang terpanjang di dunia, sinar matahari yang berluberan dan ratusan gunung yang indah plus kebudayaan. Industri wisata secara keseluruhan bisa mencapai 10% dari GDP kita.
2.6 Bagi Perusahaan dan Individu
Contoh yang sudah ada dan tinggal dikembangkan serta dicontoh:
Industri tekstil terintegrasi PT Sri Rejeki Isman (SriTex), Sukorharjo, Jawa Tengah, yang terkenal telah mengekspor produk-produknya ke puluhan negeri, antara lain seragam militer;
Gado-Gado Boplo di Jakarta;
Bakso Malang;
Bakmi GM;
Dll.
2.7 Yang diperlukan:
Dukungan kebijakan dan keuangan pemerintah pusat dan daerah untuk jangka panjang dan focus serta gerak cepat;
Kebudayaan bangsa yang menghargai produk dan jasa yang bernilai tambah tinggi;
Hadirnya jutaan industri UKM yang didukung oleh keahlian dalam membuat barang dan memberikan jasa yang mumpuni plus gesit seperti di Jerman dan China.
Silakan share dengan semua teman.
Semoga bermanfaat.
Kreator: Tjan Sie Tek
share with friend
Artikel Lainnya